Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum
Salam Ukhwah... Mari berbagi kisah

Sabtu, 24 Desember 2011

Katakan Tidak Untuk GALAU

Katakan Tidak Untuk GALAU



Akhir-akhir ini banyak…. Banget yang sering bilang sedang Galau. Ada yang galau dengan tugas akhir yang gak klar-klar, ada yang galau dengan judul skripsi, ada yang galau dengan pekerjaan, atau ada juga yang galau dengan amanah baru, bahkan ada yang galau dengan penantian. Tanpa terkecuali dengan penulis. Kalau semisal ada kalkulator yg bisa ngitung sendiri berapa jumlah orang yang bilang kata galau, mungkin tu kalkulator langsung nge-hank karena terlalu banyak .

Penasaran dengan arti galau sebenarnya itu apa, aku langsung buka kamus bahasa Indonesia, tapi ternyata nggak ada (maklumlah kamusnya mahasiswa, jadi yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana), dan seperti kebanyakan orang juga, langsung tanya ke mbah google, ternyata menurut KBBI Galau itu ga·lau , ber·ga·lau itu sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran); ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau.

Sebenarnya, tulisan ini nggak pure membahas apa itu galau, tapi penulis akan membahas Galau yang berimplikasi dengan kesedihan. makanya, penulis jadi terinspirasi buat note supaya bisa meminimalisir Galau yang nantinya bisa berefek pada kesedihan.

Mau baca??? Yuk… pelototin terus ya…..



Kehidupan Manusia


Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa. Bukankah suatu kesulitan itu didapatkan, supaya kita sennatiasa bersyukur ketika kenudahan-kemudahan itu kita dapatkan. Bukankah kesedihan itu didapatkan, supaya kita sennatiasa ingat Allah, betapa nikmatnya kebahagian itu. Kalau hidup selalu mudah, bisnis lancar, kuliah lancar, pekerjaan sukses, tanpa ada ujian sedikitpun, perlu curiga, kenapa demikian?

Ingatlah selalu, bahwa sebenarnya, setiap perkara yang dilakukan seorang muslim adalah kebaikan, seperti yang pernah Rosul kita katakana “Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim).



Jangan Sedih, Ketika yang diinginkan tak didapat


Beberapa waktu yang lalu saya sangat merasa kecewa, karena ada hal yang saya inginkan ternyata tak saya dapati, lalu ada seseorang yang menceritakan perihal kesedihannya juga, dengan penyebab yang sama dengan apa yang saya rasakan, setelah mendengar ceritanya, kalau boleh saya nilai dengan skala 1-10, rasanya skala kesedihan bliau sudah 9 (red:lebih parah dari saya). Sambil memberi motivasi untuknya, setiap perkataan saya, benar –benar saya hujamkan untuk diri saya juga.

Saya juga pernah galau dengan pilihan yang sangat membingungkan, dan ternyata pilihan yang saya ambil tidak sesuai harapan, alhasil kesedihanlah yang di dapat.

Saudaraku yang di muliakan oleh Allah, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy dan Muslim)

Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta’ala berfirman:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.Al-Hadiid: 22-24)

Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat.” (HR. Al-Hakim)

Maka, sudah seharusnya kita senantiasa berusaha, menyelesaikan amanah kita sebagai seorang hamba, dengan beribadah kepada-Nya, dan mencari rizqi dengan halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.



Berdoalah Ketika Sedih


Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a: “Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab: “Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain).” (HR. Ahmad)



Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain.” (HR. Bukhari)



Contoh Orang-orang yang Sabar


Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.

Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub: “Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (QS.Yusuf: 84-86)

Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam: “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS.Maryam: 22-25)

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya, aamiin. So, Say No to GALAU.

Nb : Ketika Kau mendapati pilihan, maka mintalah petunjuk dari Allah, karena Dia-lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang tau mana yang baik untuk hamba-hambaNya.



Sumber : Al-qur’an dan Hadist.

Jumat, 21 Oktober 2011

Wanita itu Spesial


“Ada hal yang ingin ku sampaikan, tapi terkadang hanya tertahan di kerongkongan. Seumpama aku memiliki kemampuan lebih untuk menumpahkan segala rasa yang ingin ku jabarkan, rasanya segala beban ini ingin kau tau.”

Kalimat di atas adalah salah satu cirri khas tentang seorang wanita. Ya… karena wanita itu diciptakan dengan hati yang begitu lembut. Setiap yang terjadi selalu dipertimbangkan dengan perasaan. Setiap kata yang tersampaikan, ingin selalu member yang terbaik. Terkadang hal ini memang tak baik, tapi adakalanya inilah yang menjadikan wanita itu special. Ia tercipta dengan hati yang senantiasa mementingkan perasaan, termasuk perasaan orang lain. Hingga terkadang ia lupa dengan perasaannya sendiri. Ia telahir dengan pribadi yang penuh kasih sayang, hingga terkadang ia lupa mengasihi dirinya sendiri. Ia hadir dengan selangit cinta, tapi terkadang ia lupa bagaimana cara mencintai dirinya sendiri.
Betapapun banyak hal-hal kecil yang tak terdefenisikan oleh kita tentang perasaan seorang wanita, padahal, jauh dalam lubuk hatinya, terdapat rasa yang kadang begitu sakit ia rasakan. Cintailah wanita yang ada didekatmu saat ini. Pun jika itu berarti adalah ibumu, istrimu, anak gadismu. Karena ia begitu menspesialkan kebahagiaan untukmu.

Dan bagimu wanita, malumu, cintamu, dan kasih sayangmu, adalah sesuatu yang luar biasa dan menjadikanmu begitu special.

Senin, 15 Agustus 2011

Surat Kosong


Surat kosong

Menerima surat yang kau kirim seminggu yang lalu
Tak ada satu katapun yang tertulis,
Apalagi sajak yang kunanti-nanti

Diantara pohon-pohon tua aku bersandar
Nenerawang isi surat yang kau maksud, meski kosong
Seolah hujan mengguyur tanah yang dahaga, dan tunas-tunas kering menjelma

Suratmu selalu kosong
Tak pandai aku menerka bahasamu
Ntahlah…, suratmu yang kosong itu seolah menggedor dadaku

Suratmu selalu kosong,
Kali ini pintaku, apa maumu padaku???



Kepada Biru, kunanti surat-suratmu…
Indralaya, 15 agustus 2011

Rabu, 27 Juli 2011

Cinta Tiada Banding


Ketika Rasulullah SAW menjelang kewafatannya, Beliau sedang terbaring di tempat tidurnya di dalam rumahnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk ?” tanyanya. Tapi Saidatina Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maaf, ayahku sedang tidak dapat ditemui” kata Saidatina Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahandanya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Saidatina Fatimah “Siapakah itu wahai anakku ?”. “Tidak tahu ayah, sepertinya aku baru kali ini melihatnya” tutur Saidatina Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah SAW menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut” kata Rasulullah SAW, Saidatina Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, kemudian Rasulullah SAW menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah ?” Tanya Rasululllah SAW dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril.

Tapi itu tidak membuat Rasulullah lega, Rasulullah SAW masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini ?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak ?”. “Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini”.

Mata Saidatina Fatimah terpejam, Saidina Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Tidak sukakah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah SAW pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibril. “Ya Allah, betapa dahsyat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku”.

Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Saidina Ali segera mendekatkan telinganya “Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu”.

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Saidatina Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii! - Umatku, umatku, umatku”.

Dan, berakhirlah hidup manusia yang paling mulia yang memberi cahaya bagi kegelapan, obat dari seluruh penyakit, penghulu seluruh manusia, rahasia dari segala rahasia, dan makhluk paling sempurna. Rasul yang sangat mengkhawatirkan nasib umatnya dari pada dirinya.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Namun, bagaimanakah cinta kita kepada Rasulullah? Sudahkah kita mengikuti seluruh Sunnahnya?

Allaahumma sholli ‘alaa saidina Muhammad.....

Selasa, 26 Juli 2011

Berbeda Itu Fitrah


Beberapa waktu silam, ketika jalan-jalan di sebuah toko buku, tak sengaja mataku tetuju pada buku yang berjudul “Berbeda itu Berkah”, setelah ku baca deskripsi singkat di sampul terakhir, ternyata buku tersebut berisikan tentang perbedaan karakter setiap manusia. Hm… hanya ku pegang sesaat, karena buku yang ingin ku cari sudah dapat, mungkin untuk bulan berikutnya saja,. Terinspirasi darijudul buku, Jadi kali ini ana ingin menggoreskan sebuah catatan yang ane beri judul “Berbeda itu Fitrah” hheee… Entermezo…


Ikhwatifillah, Pada dasarnya Allah telah memfitrahkan pada diri seseorang untuk tetap mempertahankan prinsipnya masing-masing, karena Allah telah menciptakan manusia dengan berbagai macam karakter yang berbeda. Perbedaan pendapat kadangkala tak bisa kita hindari, terutama ketika berada pada majelis syuro’, antara pendapat A dan B dalam memandang suatu keadaan tak jarang berbeda, sehingga percekcokan sering terjadi pada kalangan aktivis da’wah kampus.

Ikhtilaf di tengah umat tak hanya terjadi pada masa ini, bahkan ketika masa Nabi Muhammad SAW, perbedaan pendapat sering terjadi antara kalangan para sahabat. Kadang Bliau membenarkan salah satu pendapat dari sahabat, namun tentu saja perbedaan itu tak menjadi bomerang bagi salah satu diantara yang berselisih, karena siapapun pendapatnya yang dibenarkan oleh Rosul, mereka tak merasa besar hati, dan bagi yang dikalahkan, mereka tak merasa rendah diri.

Perbedaan ini tetap saja ada selepas wafatnya nabi tercinta, para sahabatpun berselisih faham tentang tempat pemakaman Rasulullah, bahkan ketegangan semakin terasa ketika Pembaiatan Pemimpin setelah Rosulullah. Masing-masing pihak merasa berhak untuk memberi keputusan, bahkan perselisihan ini hampir meruntuhkan persatuan mereka. Namun, karena mereka adalah orang-orang pilihan yang langsung dikader oleh Nabiyullah saw, merekapun mendasarkan dari niat yang ikhlas, dan Umarpun menunjuk Abu bakar untuk melanjutkan kepemimpinan Rosul, dan kesepakatanpun di susul oleh sahabat-sahabat lainnya.

Antara Suami dan Istripun tak bisa selalu disamakan. Dalam hal selera makanan saja sudah berbeda, apalagi dalam pendapat. Yang menjadi masalah, jika keduanya tak bisa saling menerima perbedaan tersebut. Rosulullah adalah sosok pemimpin yang sukses dalam memadukan perbedaan antara masing-masing individu sahabatnya, perselisihan ras, suku dan beberapa kabilah yang berselisih.
Beberapa pon, yang mungkin bisa kita ambil dalam menghindari perselisihan yang buruk adalah:

1. Tujuan utama adalah mencari kebenaran
Jika seseorang memiliki tujuan besar dalam mencari kebenaran, ia akan ikhlas dalam menerima pendapat orang lain yang itu adalah kebenaran. Bahkan, pada kondisi tertentu ia harus siap untuk menyatakan kekeliruan pendapatnya. Namun, bagi mereka yang berselisih untuk mencari kepuasaan hati pribadinya, ia akan sulit menerima kebenaran yang datangnya dari orang lain, jika di hati kecilnya timbul rasa pembenaran pendapat orang lain, ia akan segera menepisnya, bahkan tak takut-takut untuk memutar balikkan fakta, bahkan ayat-ayat Allah, hal ini mereka lakukan karena ingin mengunggulkan diri masing-masing. Na’udzubillah…

2. Positif Thinking
Mereka yang ikhlas sajalah yang mampu berbaik sangka terhadap orang yang tak sejalan dengannya. Tapi, apabila Buruk sangka telah memenuhi rongga hatinya, hampir dapat dipastkan, perselisihan semakin berkobar dan pendapat lawan akan selalu dinilai negative. Dan bagi mereka yang senantiasa dalam keadaan berbaik sangka, ia akan dengan mudah berlapang dada atas setiap apa-apa pendapat orang lain, yang hakikatnya lebih benar.

3. Koreksi diri
Seseorang yang berani memberi pendapat, berarti ia harus berani mengoreksi dirinya, pendapat yang di utarakan harus jelas alasannya, sehingga ketika argumennya berbeda dengan orang lain, ia siap untuk mempertahankan pendapatnya

4. Jauhi Kegaduhan dan TIDAK Berdebat

Apabila seorang ditanya tentang suatu masalah yang ia tahu dapat menimbulkan kegaduhan
dan fitnah, maka dia harus bisa mengelak daripadanya kemudian berusaha mengarahkan si Penanya pada pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih baik, tanpa membuat si Penanya tersinggung atau kecewa. Perselisihan akan semakin tajam, jika seorang pemimpin maupun ulama justru memancing reaksi umat dengan ucapan dan pendapatnya yang kontroversial.
Seperti dipesankan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan Muslim bin Yassar, "Waspadalah kamu terhadap perdebatan, karena sesungguhnya ia merupakan saat ketidaktahuan orang yang berilmu dan karenanya setan mencari kesalahannya."
Rasulullah Saw pun bersabda pula, "Barangsiapa tidak mau berdebat karena mengaku salah, maka dia akan dibangunkan sebuah rumah di sekitar surga. Barangsiapa tidak mau berdebat karena mengaku benar maka dia akan dibangunkan sebuah rumah di tengah-tengah surga. Dan barangsiapa yang membaguskan akhlaq-akhlaqnya maka dia akan dibangunkan sebuah rumah di bagian atas".

Janganlah kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu.”
(QS. Al-Anfal: 46)

“Janganlah kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Rum: 31-32)
Semoga Bermanfaat….

Sabtu, 23 Juli 2011

Al-Ghuroba’


Apa itu Al-Ghuroba’???

“Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim)


Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara dan ketika itu kami berada di sisi beliau, “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Kemudian ada yang menanyakan, “Siapakah yang dimaksud orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah orang-orang yang jelek lagi banyak [jumlahnya]. Orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada orang yang menaati mereka.” (HR. Ahmad)


al-Ghuroba’ adalah orang-orang yang istiqomah, yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak, merekalah manusia yang dijanjikan syurga dan kebahagiaan. Mereka istiqomah dengan agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah. Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Allah mensifati mereka dalam Al-Quran,

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.” [QS. Fushilat 30-31]

Dalam hal ini, kaum hawa perlu mengetahui lebih spesifik perihal Al-ghuroba’, mengapa demikian??? Hal ini karena, kaum hawa adalah penghuni terbanyak di neraka (masyaAllah…). Yuk kita simak beberapa firman Allah dan hadist rosul mengenai muslimah :

“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)


Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.

Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu ‘anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.”
(HR. Muslim dan Ahmad

Ada beberapa Sanksi bagi wanita, Rosul melihat:

1. Wanita yang digantung, hingga otaknya mendidih

Wanita seperti ini dikarenakan wanita yang selama hidupnya enggan menutup aurat

2. Wanita yang di gantung oleh Allah dengan lidahnya, lalu air panas mendidih di tuang di tenggorokannya


Wanita seperti ini dikarenakan ia yang sering mengomeli suaminya

3. Wanita yang kedua kakinya di ikat di payudara, dan kedua tangannya di ubun-ubun

Wanita seperti ini adalah ia yang mengotori kamar/tempat tidur suaminya, atau disebut juga dengan wanita yang suka berselingkuh

4. Wanita yang digantung, dan payudaranya digigit oleh ular dan kalajengking

Wanita seperti ini dikarenakan ia tidak suka mandi jenabat setelah haid/berhubungan, dan wanita yang sering mempermainkan sholat.

5. Wanita berkepala babi, dan badannya anak keledai, kemudian ia disiksa dengan seribu siksaan.

Wanita seperti ini dikarenakan ia suka mengadu domba/pendusta

6. Wanita yang menyerupai anjing, dan api keluar dari duburnya. Sementara malaikat memukulinya dengan pentungan yang terbuat dari api

Wanita seperti ini adalah wanita yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya, dan iri hati/dengki.


Naudzubillah… sungguh tak dapat dibayangkan seperti apa siksaan yang Allah berikan pada wanita-wanita yang melanggar ketentuan Allah, di zaman modernisasi seperti ini, sungguh banyak godaan yang dialami oleh manusia, terlebih oleh kaum hawa. Untuk itu wahai ukhti, mari kita menjaga diri kita dari api neraka. Tak apalah kita yang mungkin sering dikatakan ninja ataupun kuno dalam segi fashion, Karena tak mengikuti trend saat ini. yang penting Allah tak menggolongkan kita dalam golongan wanita yang bertabarruj. Mari menyibukkan diri dengan banyak belajar ilmu Agama, banyak membaca al-qur’an, mentadaburinya, kemudian berusaha dengan optimal untuk mengamalkannya. Menjadi muslimah yang gemar bershadaqah, tak suka menggunjing, dan muslimah yang gemar mengikuti kajian yang didalamnya mempelajari ilmu Allah. Kita mulai dari sekarang, semoga Allah mengistiqamahkan kita. Aamiin….



“Maka takutlah kamu kepada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)

“Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam. Mereka berkata: demi Allah, (sungguh) ia telah cukup (untuk membakar orang orang yang kafir dan berdosa) wahai Rasulullah, beliau bersabda: sungguh ia telah dilipat kalikan atasnya sebanyak 69 bagian, semuanya seperti panasnya (api dunia) ” (H. R Muslim no. 7344)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk al-Ghuroba’. Allahumma amin.


NB : mencoba menulis ulang catetan lamaku, jum’at 16 desember 2006, Koga. Semoga bermanfaat…

Puisi-Puisi


Salam untuk Air mata

salam airmata, Hati yang gersang
engkau yang hadir dengan sejumlah aib
yang selalu membawa dosa dan tak malu mengulanginya

salam cinta wahai airmata yang tak pernah berhenti meluruh
menghiasi mimpi yang terbentuk di singgasana bertahta
lalu terciptalah luka dan hampa di lembah hitam yang suram, wahai kalbu...

wahai airmata, usaikanlah mengirim dzikir
seperti sungai yang mengalir hingga sampai ke samudera
biar itu berarti menangis...

Lepas, lepaslah air mata...
seperti hujan di negeriku...




Jemput Aku


Jemput aku pada sebuah pertemuan,
dimana kudapati jalan yang terbentang luas
dan hujan yang meluruhkan kekusuhan

jemput aku pada sebuah pertemuan,
dimana tak ku dapati lagi lembaran kisah yang melambaikan kegersangan.

jemput aku pada sebuah pertemuan.
dimana aku dapat tertidur lelap, dan membias senyum disisi-MU



Mungkin


Mungkin aku tak mengenal-Mu hingga terseok
Mungkin aku tak mencintai-Mu hingga terkapar
Mungkin aku tak memikirkan-Mu hgga terpuruk
Tapi aku menginginkan-Mu hingga terkubur



Sajak untuk Ibu


Tersenyumlah seperti keramaian kicau burung senja ini,
aku selaksa alur fikir yang selalu mengenangmu
dalam hari yang penuh misteri

Lihatlah! ada harap yg membara di ruang mataku, ibu…
Ada kata yang tak sanggup ku ucap oleh bibir
Cintaku luas ibu, Melebihi hamparan sawah yang paling luas membentang
Cintaku panjang ibu, melebihi jalan yg tak berujung
sungguh!!!



Detik yang tersisa

oleh Rismalia Az-zahra,31 Januari 2011 jam 5:37

Kita memang bisa menebar senyum, sekarang dan esok.
Taman kita tak dipenuhi dengan bunga, memang…
tapi ia tak segersang lahan tandus dan sekumuh tumpukan sampah

Detik-detik yang tak lagi terhitung telah kita lewati,
diantara lembah dan jalanan yang terjal
diantara warna yang tlah dibiaskan langit, meski mendung perlahan mengeruk cahaya yang terpancar.

kita terus menapaki janji, memperbaharui kehidupan, dan meraup serpihan luka yang terserak di branda.

Mumpung waktu tersisa, kita tata melodi penuh cita…

Butiran air
oleh Rismalia Az-zahra, 12 Februari 2011 jam 6:44

Masih ku rasa bekas hujan kemarin.
bisiknya lembut pada pohon kayu
kelopak bunga semarak menyambut
lalu butiran air di atas dedaunan, diam-diam tergelincir dan lenyap.

Hening...
Senyap jiwaku
Ya... semua serupa butiran air itu, akan Menghilang...



Bintang kembar

Bintang itu menjelaskan tentang gerak langit yang samar pada setiap malam,
dan sinarnya kemilau menusuk bumi.

Bintang itu, menuturkan doa, di setiap cahaya
ada kebeningan dan kelembutan
dan ia tetap benderang, menyelinap di antara susunan malam.

Dua bintang yang terus benderang,
mencuri hati dan menghantarkan tidur penuh harapan.
tetaplah bersinar..


indralaya, januari 2011 (Teruntuk adik tersayang)



Kumbang yang mendahului


Dan semua terasa begitu cepat,
pahit yang pekat pada krongkongan
lalu meracuni seluruh tubuh.

Memang ku biarkan kau meracik ramuan,
ku harap serupa madu yang di hisap oleh kupu-kupu perak di taman, dahulu...

Sekarang, nadiku terasa tak berdenyut,
sama halnya sayap-sayap yang tak sempurna mengepak, ternyata kumbang mendahului menyapa bunga-bunga yang merekah...


Bahasa air mata

karena terlahir sebagai seorang perempuan,
maka air mata pun berbicara,
selebihnya hanya gema yang sebentar lagi kan tenggelam
tak ada sajak, karena tlah tersekap di anatara kepitan dinding pembatas,
hanya lewat jendela rumah,

ku intai angin yang meliukkan dahan-dahan di halaman
lalu tak pernah lagi ku harapkan malam yang bersolek keanggunan bulan,
lantaran mimpi terkoyak
oleh nasib yg memburu hinggaa tak dapat memilih,
sedang jiwa tak jua mengerti.


Kita...
Baru kemarin kau mengenalku
Pagi ini, ku dapati kau tersenyum padaku.
Lalu kita berjalan bersama, berhenti sejenak,
melukis jutaan panorama hati,
kemudian kita bukukan dan kita abadikakan dalam catatan nirwana.

Ya... Kita memang harus mempertaruhkan kebersamaan yang kelak menjadi kenangan

Lalu,sempat kau diam sejenak
Aq tau,'diammu bisa jadi kata2'
karna pelupuk matamu mengisyaratkan genta yang ingin kau gaungkan; tertahan.

Ah... Kau masih saja tersenyum,
menjadi serbuk
dan kemudian merekah.

Kemudian siang tadi,
kita berteduh di bawah rindangnya pepohonan; duduk dekat sekali.
Menikmati desiran angin yang meliuk dan mengejawantahkan betapa lemah dan lusuhny jiwa

Mungkin, sore nanti, ketika kita masing-masing pulang dan menutp pintu rumah,
cerita ini kan menjadi mimpi saat kau terlelap
jika ternyata esok kita tak jumpa d persimpangan,
kikislah satu persatu luka yg pernah ku kirim dan belum sempat ku lumatkan
Ketahuilah, bersamamu adalah kerinduan yg tak dapat di hentikan pada urat nadi...


Teruntk Lingkar Cahaya-q yg menyamarkan keheningan dg isyarat.


Musim berburu dan bertani


Bicaralah padaku tentang anak panah yang di lesatkan oleh tangan tanpa ragu dan takut,
kemudian beri aku busur dan anak panahnya,
supaya ku pada sasaran yang ingin ku bidik.
Lalu, jika musim berburu tlah beranjak dan berubah menjadi musim bertani,
ajarkanlah padaku tentang menanam dan merawat padi d sawah,
tentang memupuk, menjaga dari serbuan beribu-ribu belalang, dan kemudian ku dapati hasil yang sekiranya dapat mengenyangkan perut warga yang kelaparan...


Puisiku adalah sayap-sayap

oleh Rismalia Az-zahra pada 20 Juni 2010 jam 2:27
Pada irama nadiku ada suara yang berhamburan,
diantara puing-puing yang menyisakan bermilyar debu yang tak nampak dan menyesak

pusiku adalah sayap-sayap...
yang membawaku terbang mencari SATU CINTA

puisiku adalah sayap-sayap...
yang mengajakku meregup madu pada mawar yang bermekaran

puisiku adalah sayap-sayap
yang menyapu debu di keluasan.

senja yang singkat,
puisiku adalah sayap-sayap...
yang mengantarkanku pulang di balik keranda


Bidadari itu permata yaqut dan merjan...

oleh Rismalia Az-zahra pada 31 Mei 2010 jam 5:06

serupa sinar yang berpendar
kau terpancar untuk dunia

gemercik sungai syurga,
harum bunga-bunga semerbak dalam balutan busana
kau tersenyum malu-malu
seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan merjan,
yang di jaga keperawanannya oleh malaikat

dan, kau tetap dalam diam
sebelum bahtera berlayar kepadamu,
setiap waktu kau sibukkan karenaNya
tak pernah alpha mengeja kata satu persatu

maka, kau lebih indah dari bidadari-bidadari syurga...


Ya Humairah...

oleh Rismalia Az-zahra pada 09 Mei 2010 jam 6:46

Dalam hening pekat malam
kau berjamaah dengan ayat-ayat dzikrullah,
kalbu berderai hujan air mata
bersama desauan angin mengurai kesejukan
serupa embun pagi dini hari

Engkau...
Perempuan yang terbit dengan sinar berkilau
serpihan cahaya memukau,
seolah bidadari permata yaqut,
para malaikat menjaga keperawananmu,
para malaikat membentangkan sayap untukmu.
Bagimu cinta adalah amalan hati,ataupun syair yang berbisik usai sujud terakhirmu

Engkau....
Perempuan yang menghiasi hamparan sajadah,
mendekap bunga-bunga mahabbah
mengusap wajah yang malu-malu berlumpur dosa,
ya humairah... Ya... Humairah... Kau Serupa kuncup mawar
semerbak di sepanjang jalanan.

Ketika ku mencintaMU...
oleh Rismalia Az-zahra pada 07 April 2010 jam 3:07
Ketika ku mencintaiMu..
Seberkas cahaya menerangi jalannan yg rapuh


ketika ku mencintaiMU..


Ku bacakan mantera dari kitab yg terjaga,
saat kata tak butuh irama

ketika ku mencintaiMU..
Tak ada bimbang berjamaah setiap subuh maupun larut...

Ketika ku mencintaiMU,
inginku menatapmu, tanpa purdah atau apapun itu

ketika ku mencintaMU...
Tertulis jutaan panorama batin yang kuabadikan dalam setiap desahan nafasku...

Ketika ku mencintaiMU...
Seseorang mendekat menawarkan minum dengan isyarat...


Nikmati hari tua....

oleh Rismalia Az-zahra pada 08 Februari 2010 jam 13:23
Berteman dengan udara,
tak pernah membuat kita merasa lelah dan lemah,
terbila malam menyapa, tak perlu cemas,
kaki takkan melangkah jauh,
mulut takkan terucp 'selamat tinggal'

disini...
Rumah yang kita pakai untuk menulis beribu kisah tawa dan kenakalan anak-anak
takKan pernah terusik,
meski amarah pernah ku cipta,
biarkan menjadi kerekatan kasih antara kita..

Dibawah rembulan,
kita nikmati malam masa tua,
tangisan dan canda anak-anak menjelma senyap,
hanya desis angin tak pernah branjak,
tapi... Tak perlu airmatamu mengalir,
doa dan bunga senantiasa mereka kirim berSama udara yang menjadikan kita tak pernh merasa tua,
aku hanya ingn cahaya dari senyummu
tak pernh sirna menemani sisa waktu.....


Bahasa seorang suami kepada istrinya, Teruntuk Ayah bundaQ....

Kamis, 24 Februari 2011

TERUS BERJUANG, SERUPA ELANG


Sering tak bersyukur dengan apa yang Allah berikan, sering mengelu dengan ujian kecil yang Allah berikan. Sering merasa kurang dengan apa yang Allah berikan, tanpa melihat sekeliling. Padahal di luaran sana masih banyak hamba Allah yang di beri kekurangan, baik fisik, maupun dari segi financial.

Perjalanan ini masihlah panjang, mungkin 1000 mil, atau bahkan mungkin satu juta mil, tapi semua itu tak kan pernah kita telusuri, sebelum kita memulai dengan satu langkah. Ya…. Mulailah dengan satu langkah, kemudian teruskan perjalanan ini. yakinlah Perjuanganmu takkan pernah sia-sia. Memberi hadiah indah untuk ibu di rumah. Ibu yang semakin hari semakin tua, dari rahimnyalah kita terlahir. Menjadi sosok manusia yang di besarkan dengan harapan kelak dapat membahagiakannya. Ayah yang senantiasa berupaya member nafkah yang halal bagi putra-putrinya. Memenuhi segala kebutuhan anandanya.

Jikalau dalam perjalananmu terdapat jalan yang begitu terjal, jangan berhenti, tak perlu takut, Ada ALLAH, mintalah padaNya, supaya kau di beri kekuatan, keikhlasan, kesabaran.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. ( QS.Al-Imran ayat 139)

Bersyukurlah dengan apa yang di berikan oleh Allah, meski terkadang ia terbalut oleh luka, atau mungkin ia di dipenuhi dengan deraian air mata.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah ayat 216)

Kisah menarik yang dapat kita petik ibrahnya, ada seekor burung elang, ia merupakan jenis burung yang paling lama hidupnya. Bahkan bisa bertahan hingga 70 tahun, namun dalam perjalanna hidupnya, ia dihadapi oleh ujian yang begitu berat. Ketika berumur 40 tahun, cakarnya mulai tumpul, padahal itu adalah sanjata utamanya dalam mencari mangsa. Paruhnyapun tak lagi tajam, sayap-sayapnya mulai terlihat tua dan berat, sehingga menyulitkannya untuk terbang tinggi. Maka, ia di hadapkan oleh dua pilihan. Yang pertama, ia hanya bisa menyerah dan pasrah. Atau yang kedua adalah ia harus berperang melawan kepedihannya selama 150 hari. Maka, pilihan kedua yang harus ia pilih jika ingin bertahan hidup. Iapun pergi ke puncak gunung untuk menyendiri, kemudian yang pertama ia lakukan adalah memukul-mukul paruhnya ke batu yang keras, hingga paruhnya patah dan ia harus menunggu dalam jangka waktu yang tak singkat supaya paruhnya dapat tumbuh kembali. Kemudian ia mulai memukulkan cakarnya ke batu hingga habis, dan menunggunya tumbuh kembali, setelah cakar dan paruhnya tumbuh, iapun mulai mencabut bulu-bulu sayapnya. Setelah lima bulan ia mengalami peristiwa yang mengerikan, ia pun dapat terbang kembali, menyusuri alam yang damai, dan memiliki kekuatan yang seperti saat masih muda.

Ya…. Seperti itulah kehidupan di dunia, penuh dengan ujian untuk meraih kebahagian dan kesuksesan. Maka, Mari kita berbenah dan terus berbenah, untuk memepersembahkan yang terbaik dalam masa hidup kita...
Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah...
Dimanapun. kapanpun dan dengan siapapun. selama ALLAH SWT
menjadi "just The ONE goal“ Insya Allah akan sukses dan "bahagia" sebagaimana doa
yang sering terlantun untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ya Rabb, segala puji bagiMU, pemilik semesta Alam, yang maha pemurah dan penyayang,
Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya Engkau yang kami sembah, dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan.
Tunjukkanlah jalan yang lurus
Jalan orang-orang yang telah Engkau karuniakan kepada mereka, bukan jalan yang Engkau murkai
Dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

Ya Allah, ya Rahim, Ya Karim…
Jadikanlah aku hambaMu dan umat Muhammad SAW, yang beriman padaMu
Dan berbakti pada orang tuaku.
Ya Allah,
Ampunkanlah dosa mereka
Kasihanilah mereka, sebagaimana mereka mengasihiku sewaktu kecil
Bukakanlah pintu hati mereka agar senantiasa Beriman padaMu.
Aku terlalu banyak berhutang budi kepada mereka,
Namun ku balas dengan kata-kata yang terkadang menyakiti

Ya Allah, aku yang hina bersimpuh…
Muliakanlah mereka di akhirat,
Dengan akhlak yang baik dari anaknya, jangan kau jadikan aku anak yang justru kelak menyulitkan ia untuk merasakan syurgaMu ya Allah.
Ya Rabb… kuatkanlah pundak kami, untuk memikul ujian yang Engkau beri,
Tekatkan Azzamku untuk terus berusaha dan terus berjalan menyusuri jalanan ini.
Jangan Kau jadikan daku hamba yang kufur terhadap nikmat, barang sedetikpun.
Beri aku Kesabaran, beri aku kekuatan…
Aamiin……….

Rabu, 16 Februari 2011

Ibu... Sesejuk Embun....

Kata mereka, aku lahir dari rahim ibu…
Bila haus, yang memberi aku susu, ibu…
Bila lapar, yang menyuapkan aku, ibu…
Bila kesepian, yang senantiasa disampingku, ibu…
Bila bangun tidur, orang yang pertama aku cari, ibu…
Bila aku bersedih, orang yang menghiburku, ibu…
Apabila aku tersalah, orang yang menegurku, ibu…
Bila aku nakal, yang memaharahiku, ibu…
Bila aku takut, yang menenangkan aku, ibu…
Bila aku senang, orang yang pertama kuberitahu, ibu…
Bila aku sakit, orang yang menjagaku hingga tak tidur, ibu..
Bila aku bermasalah, yang paling risau, ibu…
Bila aku akan ujian, orang yang paling sibuk mengingatkan belajar, ibu…

Aku selalu ingat,
Bila aku terluka, yang kupanggil, kata “ibuuuu…’
Bila aku malas makan, yang masak kesukaanku, ibu…
Apabila aku salah, orang yang mengingatkan aku, ibu…
Yang selalu kucium pipinya, ibu…
Yang selalu puji aku, ibu…
Yang selalu mendoakanku, ibu…

Jika aku mendapat gajih pertama, orang yang hendak ku beri hadiah, ibu…
Kemudian setelah menikah, aku hidup dengan pasanganku.
Bila senang, aku cari pasanganku
Bila sedih, aku cari ibu…
Bila sukses, aku ceritakan pada pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada ibu…
Bila libur, aku jalan-jalan dengan keluarga baruku
Bila sibuk, aku titipkan anak pada ibu…
Aku lupa menelpon ibu, apa lagi hanya sekedar bertanya kabarnya

Ibu selalu berkata :
“tak usah kau fikirkan ibu, ibu selalu baik-baik saja, tak usah fikirkan hendak memberi uang kepada ibu, maafkan ibu jika selama ini tak bisa membahagiakanmu…”

Ya Rabb… begitu mulia hati ibu….
Lalu… sudahkah kita menjadi anak yang senantiasa member yang terbaik untuknya???

Senin, 03 Januari 2011

Bangkai

telah ku pilih seutas benang di dalam hidup,
sebagai pengikat hati dan pengikat janji.
serta warna yg ku letakkan di atas kanvas putih
bilapun esok tak jua aku fahami tentang Kau yang mengulurkan kasih,
maka, aku hanya bangkai yang di sekelilingi tangisan hati...

indralaya, 4januari2011

Sabtu, 01 Januari 2011

Berdoa yuk...


Berdoa yukkkkkkkk…..

Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu
'anhuma, katanya: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada tiga orang dari golongan orang-orang berangkat bepergian,
sehingga terpaksalah untuk menempati sebuah gua guna bermalam, kemudian merekapun
memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu atas
mereka. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau semua
dari batu besar ini melainkan jikalau engkau semua berdoa kepada Allah Ta'ala dengan
menyebutkan perbuatanmu yang baik-baik.
Seorang dari mereka itu berkata: "Ya Allah. Saya mempunyai dua orang tua yang
sudah tua-tua serta lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun
sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu
hari amat jauhlah saya mencari kayu - yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak.
Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya
sayapun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur.
Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada
seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap
dalam keadaan menantikan bangun mereka itu terus-menerus dan gelas itu tetap pula di
tangan saya, sehingga fajarpun menyingsinglah, Anak-anak kecil sama menangis kerana
kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya
bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang
sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaanMu, maka lapanglah
kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini." Batu besar itu tibatiba
membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.
Yang lain berkata: "Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai seorang anak paman
wanita - jadi sepupu wanita - yang merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian
manusia - dalam sebuah riwayat disebutkan: Saya mencintainya sebagai kecintaan orangorang
lelaki yang amat sangat kepada wanita - kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi
ia menolak kehendakku itu, sehingga pada suatu tahun ia memperoleh kesukaran. lapun
mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus duapuluh dinar padanya dengan syarat
ia suka menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku -maksudnya suka dikumpuli dalam
seketiduran. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah saya dapat menguasai dirinya - dalam sebuah
riwayat lain disebutkan: Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya - sepupuku itu
lalu berkata: "Takutlah engkau pada Allah dan jangan membuka cincin - maksudnya cincin
di sini adalah kemaluan, maka maksudnya ialah jangan melenyapkan kegadisanku ini -
melainkan dengan haknya - yakni dengan perkawinan yang sah -, lalu sayapun
meninggalkannya, sedangkan ia adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan
emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan
yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah
kesukaran yang sedang kita hadapi ini." Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja
mereka masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.
Orang yang ketiga lalu berkata: "Ya Allah, saya mengupah beberapa kaum buruh dan
semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan
upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya perkembangkan sehingga ber-tambah banyaklah
hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangi saya, kemudian
berkata: Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata: Semua
yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu
dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau
memperolok-olokkan aku. Saya menjawab: Saya tidak memperolok-olokkan engkau.
Kemudian orang itupun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak
seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian ini
dengan niat mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kita dari kesukaran yang
sedang kita hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan merekapun keluar dari gua itu.
(Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
Ada beberapa kandungan yang penting-penting dalam Hadis di atas, yaitu:
1. Kita disunnahkan berdoa kepada Allah di kala kita sedang dalam keadaan
yang sulit, misalnya mendapatkan malapetaka, kekurangan rezeki dalam kehidupan,
sedang sakit dan lain-lain.
2. Kita disunnahkan bertawassul dengan amal perbuatan kita sendiri yang shalih,
agar kesulitan itu segera lenyap dan diganti dengan kelapangan oleh Allah Ta'ala.
Bertawassul artinya membuat perantaraan dengan amal shalih itu, agar permohonan kita
dikabulkan olehNya. Bertawassul dengan cara seperti ini tidak ada seorang ulamapun yang
tidak membolehkan. Jadi beliau-beliau itu sependapat tentang bolehnya.
Juga tidak diperselisihkan oleh para alim-ulama perihal bolehnya bertawassul dengan
orang shalih yang masih hidup, sebagai-mana yang dilakukan oleh Sayidina Umar r.a.
dengan bertawassul kepada Sayidina Abbas, agar hujan segera diturunkan.
Yang diperselisihkan ialah jikalau kita bertawassul dengan orang-orang shalih yang
sudah wafat, maksudnya kita memohonkan sesuatu kepada Allah Ta'ala dengan perantaraan
beliau-beliau yang sudah di dalam kubur agar ikut membantu memohonkan supaya doa kita
dikabulkan. Sebagian alim-ulama ada yang membolehkan dan sebagian lagi tidak
membolehkan.
Jadi bukan orang-orang shalih itu yang dimohoni, tetapi yang dimohoni tetap Allah
Ta'ala jua, tetapi beliau-beliau dimohon untuk ikut membantu mendoakan saja. Kalau yang
dimohoni itu orang-orang yang sudah mati, sekalipun bagaimana juga shalihnya, semua
alim-ulama Islam sependapat bahwa perbuatan sedemikian itu haramhukumnya. Sebab hal
itutermasuksyirikatau menyekutukan sesuatu dengan Allah Ta'ala yang Maha Kuasa
Mengabulkan segala permohonan.
Namun demikian hal-hal seperti di atas hanya merupakan soal-soal furu'iyah (bukan
akidah pokok), maka jangan hendaknya menyebabkan retaknya persatuan kita kaum
Muslimin.


Dikutip dari : Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih