Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum
Salam Ukhwah... Mari berbagi kisah

Sabtu, 23 Juli 2011

Al-Ghuroba’


Apa itu Al-Ghuroba’???

“Islam datang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim)


Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhu, dia mengatakan; Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara dan ketika itu kami berada di sisi beliau, “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Kemudian ada yang menanyakan, “Siapakah yang dimaksud orang-orang yang asing itu wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah orang-orang yang jelek lagi banyak [jumlahnya]. Orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada orang yang menaati mereka.” (HR. Ahmad)


al-Ghuroba’ adalah orang-orang yang istiqomah, yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak, merekalah manusia yang dijanjikan syurga dan kebahagiaan. Mereka istiqomah dengan agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah. Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Allah mensifati mereka dalam Al-Quran,

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.” [QS. Fushilat 30-31]

Dalam hal ini, kaum hawa perlu mengetahui lebih spesifik perihal Al-ghuroba’, mengapa demikian??? Hal ini karena, kaum hawa adalah penghuni terbanyak di neraka (masyaAllah…). Yuk kita simak beberapa firman Allah dan hadist rosul mengenai muslimah :

“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)


Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.

Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu ‘anhum : “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma)

“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu)

Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.”
(HR. Muslim dan Ahmad

Ada beberapa Sanksi bagi wanita, Rosul melihat:

1. Wanita yang digantung, hingga otaknya mendidih

Wanita seperti ini dikarenakan wanita yang selama hidupnya enggan menutup aurat

2. Wanita yang di gantung oleh Allah dengan lidahnya, lalu air panas mendidih di tuang di tenggorokannya


Wanita seperti ini dikarenakan ia yang sering mengomeli suaminya

3. Wanita yang kedua kakinya di ikat di payudara, dan kedua tangannya di ubun-ubun

Wanita seperti ini adalah ia yang mengotori kamar/tempat tidur suaminya, atau disebut juga dengan wanita yang suka berselingkuh

4. Wanita yang digantung, dan payudaranya digigit oleh ular dan kalajengking

Wanita seperti ini dikarenakan ia tidak suka mandi jenabat setelah haid/berhubungan, dan wanita yang sering mempermainkan sholat.

5. Wanita berkepala babi, dan badannya anak keledai, kemudian ia disiksa dengan seribu siksaan.

Wanita seperti ini dikarenakan ia suka mengadu domba/pendusta

6. Wanita yang menyerupai anjing, dan api keluar dari duburnya. Sementara malaikat memukulinya dengan pentungan yang terbuat dari api

Wanita seperti ini adalah wanita yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya, dan iri hati/dengki.


Naudzubillah… sungguh tak dapat dibayangkan seperti apa siksaan yang Allah berikan pada wanita-wanita yang melanggar ketentuan Allah, di zaman modernisasi seperti ini, sungguh banyak godaan yang dialami oleh manusia, terlebih oleh kaum hawa. Untuk itu wahai ukhti, mari kita menjaga diri kita dari api neraka. Tak apalah kita yang mungkin sering dikatakan ninja ataupun kuno dalam segi fashion, Karena tak mengikuti trend saat ini. yang penting Allah tak menggolongkan kita dalam golongan wanita yang bertabarruj. Mari menyibukkan diri dengan banyak belajar ilmu Agama, banyak membaca al-qur’an, mentadaburinya, kemudian berusaha dengan optimal untuk mengamalkannya. Menjadi muslimah yang gemar bershadaqah, tak suka menggunjing, dan muslimah yang gemar mengikuti kajian yang didalamnya mempelajari ilmu Allah. Kita mulai dari sekarang, semoga Allah mengistiqamahkan kita. Aamiin….



“Maka takutlah kamu kepada api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)

“Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam. Mereka berkata: demi Allah, (sungguh) ia telah cukup (untuk membakar orang orang yang kafir dan berdosa) wahai Rasulullah, beliau bersabda: sungguh ia telah dilipat kalikan atasnya sebanyak 69 bagian, semuanya seperti panasnya (api dunia) ” (H. R Muslim no. 7344)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk al-Ghuroba’. Allahumma amin.


NB : mencoba menulis ulang catetan lamaku, jum’at 16 desember 2006, Koga. Semoga bermanfaat…

Puisi-Puisi


Salam untuk Air mata

salam airmata, Hati yang gersang
engkau yang hadir dengan sejumlah aib
yang selalu membawa dosa dan tak malu mengulanginya

salam cinta wahai airmata yang tak pernah berhenti meluruh
menghiasi mimpi yang terbentuk di singgasana bertahta
lalu terciptalah luka dan hampa di lembah hitam yang suram, wahai kalbu...

wahai airmata, usaikanlah mengirim dzikir
seperti sungai yang mengalir hingga sampai ke samudera
biar itu berarti menangis...

Lepas, lepaslah air mata...
seperti hujan di negeriku...




Jemput Aku


Jemput aku pada sebuah pertemuan,
dimana kudapati jalan yang terbentang luas
dan hujan yang meluruhkan kekusuhan

jemput aku pada sebuah pertemuan,
dimana tak ku dapati lagi lembaran kisah yang melambaikan kegersangan.

jemput aku pada sebuah pertemuan.
dimana aku dapat tertidur lelap, dan membias senyum disisi-MU



Mungkin


Mungkin aku tak mengenal-Mu hingga terseok
Mungkin aku tak mencintai-Mu hingga terkapar
Mungkin aku tak memikirkan-Mu hgga terpuruk
Tapi aku menginginkan-Mu hingga terkubur



Sajak untuk Ibu


Tersenyumlah seperti keramaian kicau burung senja ini,
aku selaksa alur fikir yang selalu mengenangmu
dalam hari yang penuh misteri

Lihatlah! ada harap yg membara di ruang mataku, ibu…
Ada kata yang tak sanggup ku ucap oleh bibir
Cintaku luas ibu, Melebihi hamparan sawah yang paling luas membentang
Cintaku panjang ibu, melebihi jalan yg tak berujung
sungguh!!!



Detik yang tersisa

oleh Rismalia Az-zahra,31 Januari 2011 jam 5:37

Kita memang bisa menebar senyum, sekarang dan esok.
Taman kita tak dipenuhi dengan bunga, memang…
tapi ia tak segersang lahan tandus dan sekumuh tumpukan sampah

Detik-detik yang tak lagi terhitung telah kita lewati,
diantara lembah dan jalanan yang terjal
diantara warna yang tlah dibiaskan langit, meski mendung perlahan mengeruk cahaya yang terpancar.

kita terus menapaki janji, memperbaharui kehidupan, dan meraup serpihan luka yang terserak di branda.

Mumpung waktu tersisa, kita tata melodi penuh cita…

Butiran air
oleh Rismalia Az-zahra, 12 Februari 2011 jam 6:44

Masih ku rasa bekas hujan kemarin.
bisiknya lembut pada pohon kayu
kelopak bunga semarak menyambut
lalu butiran air di atas dedaunan, diam-diam tergelincir dan lenyap.

Hening...
Senyap jiwaku
Ya... semua serupa butiran air itu, akan Menghilang...



Bintang kembar

Bintang itu menjelaskan tentang gerak langit yang samar pada setiap malam,
dan sinarnya kemilau menusuk bumi.

Bintang itu, menuturkan doa, di setiap cahaya
ada kebeningan dan kelembutan
dan ia tetap benderang, menyelinap di antara susunan malam.

Dua bintang yang terus benderang,
mencuri hati dan menghantarkan tidur penuh harapan.
tetaplah bersinar..


indralaya, januari 2011 (Teruntuk adik tersayang)



Kumbang yang mendahului


Dan semua terasa begitu cepat,
pahit yang pekat pada krongkongan
lalu meracuni seluruh tubuh.

Memang ku biarkan kau meracik ramuan,
ku harap serupa madu yang di hisap oleh kupu-kupu perak di taman, dahulu...

Sekarang, nadiku terasa tak berdenyut,
sama halnya sayap-sayap yang tak sempurna mengepak, ternyata kumbang mendahului menyapa bunga-bunga yang merekah...


Bahasa air mata

karena terlahir sebagai seorang perempuan,
maka air mata pun berbicara,
selebihnya hanya gema yang sebentar lagi kan tenggelam
tak ada sajak, karena tlah tersekap di anatara kepitan dinding pembatas,
hanya lewat jendela rumah,

ku intai angin yang meliukkan dahan-dahan di halaman
lalu tak pernah lagi ku harapkan malam yang bersolek keanggunan bulan,
lantaran mimpi terkoyak
oleh nasib yg memburu hinggaa tak dapat memilih,
sedang jiwa tak jua mengerti.


Kita...
Baru kemarin kau mengenalku
Pagi ini, ku dapati kau tersenyum padaku.
Lalu kita berjalan bersama, berhenti sejenak,
melukis jutaan panorama hati,
kemudian kita bukukan dan kita abadikakan dalam catatan nirwana.

Ya... Kita memang harus mempertaruhkan kebersamaan yang kelak menjadi kenangan

Lalu,sempat kau diam sejenak
Aq tau,'diammu bisa jadi kata2'
karna pelupuk matamu mengisyaratkan genta yang ingin kau gaungkan; tertahan.

Ah... Kau masih saja tersenyum,
menjadi serbuk
dan kemudian merekah.

Kemudian siang tadi,
kita berteduh di bawah rindangnya pepohonan; duduk dekat sekali.
Menikmati desiran angin yang meliuk dan mengejawantahkan betapa lemah dan lusuhny jiwa

Mungkin, sore nanti, ketika kita masing-masing pulang dan menutp pintu rumah,
cerita ini kan menjadi mimpi saat kau terlelap
jika ternyata esok kita tak jumpa d persimpangan,
kikislah satu persatu luka yg pernah ku kirim dan belum sempat ku lumatkan
Ketahuilah, bersamamu adalah kerinduan yg tak dapat di hentikan pada urat nadi...


Teruntk Lingkar Cahaya-q yg menyamarkan keheningan dg isyarat.


Musim berburu dan bertani


Bicaralah padaku tentang anak panah yang di lesatkan oleh tangan tanpa ragu dan takut,
kemudian beri aku busur dan anak panahnya,
supaya ku pada sasaran yang ingin ku bidik.
Lalu, jika musim berburu tlah beranjak dan berubah menjadi musim bertani,
ajarkanlah padaku tentang menanam dan merawat padi d sawah,
tentang memupuk, menjaga dari serbuan beribu-ribu belalang, dan kemudian ku dapati hasil yang sekiranya dapat mengenyangkan perut warga yang kelaparan...


Puisiku adalah sayap-sayap

oleh Rismalia Az-zahra pada 20 Juni 2010 jam 2:27
Pada irama nadiku ada suara yang berhamburan,
diantara puing-puing yang menyisakan bermilyar debu yang tak nampak dan menyesak

pusiku adalah sayap-sayap...
yang membawaku terbang mencari SATU CINTA

puisiku adalah sayap-sayap...
yang mengajakku meregup madu pada mawar yang bermekaran

puisiku adalah sayap-sayap
yang menyapu debu di keluasan.

senja yang singkat,
puisiku adalah sayap-sayap...
yang mengantarkanku pulang di balik keranda


Bidadari itu permata yaqut dan merjan...

oleh Rismalia Az-zahra pada 31 Mei 2010 jam 5:06

serupa sinar yang berpendar
kau terpancar untuk dunia

gemercik sungai syurga,
harum bunga-bunga semerbak dalam balutan busana
kau tersenyum malu-malu
seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan merjan,
yang di jaga keperawanannya oleh malaikat

dan, kau tetap dalam diam
sebelum bahtera berlayar kepadamu,
setiap waktu kau sibukkan karenaNya
tak pernah alpha mengeja kata satu persatu

maka, kau lebih indah dari bidadari-bidadari syurga...


Ya Humairah...

oleh Rismalia Az-zahra pada 09 Mei 2010 jam 6:46

Dalam hening pekat malam
kau berjamaah dengan ayat-ayat dzikrullah,
kalbu berderai hujan air mata
bersama desauan angin mengurai kesejukan
serupa embun pagi dini hari

Engkau...
Perempuan yang terbit dengan sinar berkilau
serpihan cahaya memukau,
seolah bidadari permata yaqut,
para malaikat menjaga keperawananmu,
para malaikat membentangkan sayap untukmu.
Bagimu cinta adalah amalan hati,ataupun syair yang berbisik usai sujud terakhirmu

Engkau....
Perempuan yang menghiasi hamparan sajadah,
mendekap bunga-bunga mahabbah
mengusap wajah yang malu-malu berlumpur dosa,
ya humairah... Ya... Humairah... Kau Serupa kuncup mawar
semerbak di sepanjang jalanan.

Ketika ku mencintaMU...
oleh Rismalia Az-zahra pada 07 April 2010 jam 3:07
Ketika ku mencintaiMu..
Seberkas cahaya menerangi jalannan yg rapuh


ketika ku mencintaiMU..


Ku bacakan mantera dari kitab yg terjaga,
saat kata tak butuh irama

ketika ku mencintaiMU..
Tak ada bimbang berjamaah setiap subuh maupun larut...

Ketika ku mencintaiMU,
inginku menatapmu, tanpa purdah atau apapun itu

ketika ku mencintaMU...
Tertulis jutaan panorama batin yang kuabadikan dalam setiap desahan nafasku...

Ketika ku mencintaiMU...
Seseorang mendekat menawarkan minum dengan isyarat...


Nikmati hari tua....

oleh Rismalia Az-zahra pada 08 Februari 2010 jam 13:23
Berteman dengan udara,
tak pernah membuat kita merasa lelah dan lemah,
terbila malam menyapa, tak perlu cemas,
kaki takkan melangkah jauh,
mulut takkan terucp 'selamat tinggal'

disini...
Rumah yang kita pakai untuk menulis beribu kisah tawa dan kenakalan anak-anak
takKan pernah terusik,
meski amarah pernah ku cipta,
biarkan menjadi kerekatan kasih antara kita..

Dibawah rembulan,
kita nikmati malam masa tua,
tangisan dan canda anak-anak menjelma senyap,
hanya desis angin tak pernah branjak,
tapi... Tak perlu airmatamu mengalir,
doa dan bunga senantiasa mereka kirim berSama udara yang menjadikan kita tak pernh merasa tua,
aku hanya ingn cahaya dari senyummu
tak pernh sirna menemani sisa waktu.....


Bahasa seorang suami kepada istrinya, Teruntuk Ayah bundaQ....