Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum
Salam Ukhwah... Mari berbagi kisah

Rabu, 08 Desember 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS



Pelaksanaan ( Tindakan) Keperawatan
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makanan /nutrisi melalui oral.
Tujuan : memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
Alat dan Bahan :
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet

Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan
3. Atur posisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan
9. Cuci tangan.

2. Pemberian nutrisi melalui NGT (Naso Gastric Tube)
Pemberian nutrisi melalui NGT merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Alat dan Bahan :
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin

Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan posisi semifowler
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga degan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
• Masukan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi air (klem dibuka) perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
• Masukan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi , berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang sekitar 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia , setelah itu bila ada masukan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan

3. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
Metode pemberian :
1. Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat menggunakan saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dextrose atau cairan asam amino.

2. Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrsi sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, Cairan yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G , dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
Jalur pemberian nutrisi parenteraldapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer.(Hidayat, AAA& Uliyah, M, 2005)

3. Menstimulasi nafsu makan
Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus dan pilihan makanan , pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, dan konseling klien dan keluarga.
• Lingkungan. Klien menerima perawatan pada lingkungan yang beragam, seperti rumah mereka, fasilitas perawatan yang luas, tatanan berdasarkan komunitas, dan Rumah Sakit.Apapun keadaan lingkungan, perawat bertanggung jawab menyediakan lingkungan yang kondusif untuk makan.
• Ahli gizi. Perawat berbagi tanggung jawab dengan ahli gizi untuk mengevaluasi asupan makanan. Ahli gizi adalah yang ahli dalam terapi diet, dan perawat menghubungkan modifikasi diet untuk kondisi keseluruhan klien dan menjelaskan bagaimana diet memberi kontribusi secara asuhan keperawatan
• Diet Teraupetik dan Suplemen Diet. Diet teratur kurang lebih terdiri dari 2500 kkal dan mengandung porsi beragam kelompok makanan yang tepat. Komponen-komponen diet yang dimodifikasi termasuk isi nutrien yang spesifik, jumlah kilokalori, tekstur makanan,atau bumbu makanan. Terapi diet apapun hanya akan baik jika keinginan klien untuk mengikutinya.

4. Terapi Diet dalam Manajemen Penyakit
Bagian ini adalah rangkuman manajemen diet dari beragam penyakit :
• Penyakit Gastrointestinal. Tukak peptik dikontrol dengan makanan dan pengobatan teratur seperti simetidin, klien juga didorong untuk menghindari makanan yang meningkatkan keasaman perut seperti kafein , kopi tanpa kafein, asupan susu yang sering, sari asam jeruk, lada pedas, bumbu cabe.
o Perawatan Penyakit radang usus akut termasuk diet elemental (formula dengan nutrien pada formula paling sederhana yang siap untuk absorbsi) atau nutrisi parenteral ketika diare dan kehilangan berat badan adalah lazim. Sindroma iritabilitas usus dikelola dengan meningkatkan serat, mengurangi lemak, menghindari makan besar, dan menghindari makanan yang mengandung laktosa atau sorbitol untuk individu yang rentan.
o Perawatan Sindrom malabsorbsi seperti penyakit seliak, termasuk diet bebas gluten. Gluten terdapat pada terigu, gandum, semacam gandum.
o Perawatan Divertikulitis adalah diet residu yang moderat atau rendah hingga infeksi surut. Setelah itu, diet berserat tinggi dianjurkan secara umum untuk divertikulosis kronik.
• Penyakit Kardiovaskular. terapi diet pada infark miokardial akut termasuk pengurangan awal dalam kilokalori, makanan dengan tekstur lembut, dan kandungan lemak dan natrium yang memenuhi pedoman American Heart Association. Terapi nutrisi untuk hipertensi termasuk pengurangan kilokalori untuk meningkatkan pengurangan berat badan yang sesuai, penurunan asupan natrium, dan makanan yang kaya kalium jika diuretik yang membuang kalium digunakan dalam pengobatan.
• Diabetes. Pada kasus Diabetes Mellitus I n II, diet menjadi individual menurut usia, bentuk, berat badan dan tingkat aktivitas klien. Makanan untuk perencanaan diet diklasifikasikan dalam enam kelompok pergantian. Setiap jenis kurang lebih memiliki nilai nutrisi yang sama seperti makanan lain pada kelompok yang sama. Makan direncanakan sekitar jumlah pengantian makanan yang seimbang, dan makanan dapat ditukar dalam kelompok.
• Penyakit Ginjal. Program diet glomerulonefritis akut tergantung gejala klien yang dirancang untuk memaksimalkan asupan nutrisi. Cairan, garam, dan protein tidak dibatasi kecuali terdapat indikasi gejala-gejala seperti edema, uremia, atau oliguria.
o Perawatan Gagal Ginjal akut biasanya terdiri dari pembatasan cairan kurang lebih 400 ml/hari. Jika saluran gastrointestinal dapat berfungsi, maka tersedia produk pemberian makan melalui selang enteral yang dirancang khusus. Perawatan gagal ginjal kronis khasnya terdiri dari diet yang memberikan 80 g protein/ hari dan membatasi jumlah kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan.
o Perawatan Diet Untuk Batu Ginjal tergantung pada tipe batu.
• Kanker dan Perawatan Kanker. Sel maligna melawan sel normal untuk nutrien, yang meningkatkan kebutuhan metabolik klien.klien yang kanker, berciri khas mengeluh anoreksia dan distorsi rasa, dan kebanyakan perawatan kanker menyebabkan masalah nutrisi. Terapi radiasi dapat menyebabkan anoreksia, stomatitis, diare hebat, striktur usus dan nyeri. Perawatan radiasi kepala dann leher dapat menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunana saliva dan disfagia.
• Human Immunodefiency Virus (HIV). HIV menginfeksi klien dengan ciri khas yaitu mengalami perusakan tubuh dan kehilangan berat badan yang hebat. Manajemen nutrisi pada AIDS berfokus pada memaksimalkan kilokalori dan nutrien. Intoleransi lemak yang berhubungan dengan malabsorpsi merupakan masalah khusus bagi klien AIDS. Suplemen oral yang terdiri dari trigeliserida medium lebih ditoleransi daripada safflower atau produk kacang kedelai.
• Efek Psikososial Diet Khusus. Makanan memiliki arti simbolis bagi klien dan berhubungan dekat dengan gaya hidup, kebiasaan, latar belakang kebudayaan, dan aspek-aspek lain dari individu. Perubahan pada diet biasa dapat mempengaruhi kesenangan makan klien. Sarankan klien untuk: melanjutkan makanan pada waktu makan yang biasa dan dengan anggota keluarga, membuat ragam pada tekstur dan temperatur makanan untuk memberikan variasi, menggunakan herbal dan bumbu secara kreatif untuk menambah rasa, dan memasukkan makanan dalam diet untuk mencegah rasa lelah.

5. Makan Sendiri
Klien cacat yang terganggu asupan makanan secara mandiri harus diperbolehkan melakukan sebisa mungkin untuk diri mereka sendiri. Alat makan khusus harus disediakan jika klien ingin melakukan secara mandiri. Beberapa klien cacat menjadi lelah atas usaha makan sendiri. Klien yang berhenti makan mungkin masih lapar dan perlu bantuan untuk menyelesaikan makanan. Hasil dari makan sendiri harus dievalusi berdasarkan asupan makanan dan bukan kebersihannya. Keberhasilan harus diakui dan dikomentari. Makan sedikit yang sering menjadi hal yang terbaik untuk mencapai kecukupan nutrisi. Perawat yang menemukan cara untuk membantu klien cacat untuk makan lebih mandiri harus membagi informasi ini dengan menggabungkan ke dalam asuhan rencana keperawatan.
6. Konseling Klien dan Keluarga
Klien yang keluar dari rumah sakit dengan diresepkan diet seringkali klien yang mengalami defisit nutrisi atau masalah khusus seperti obesitas membutuhkan bantuan dalam perencanaan menu dan kepatuhan dengan terapi diet yang diekomendasi. Peranan konseling perawat termasuk keluarga dan informasi tentang sumber-sumber tersebut.
Perencanaan makan harus memperhitungkan anggaran keluarga dan perbedaan pilihan anggota keluarga. Makanan yang spesifik dipilih berdasarkan resep diet atau standar pedoman diet seperti kelompok dasar makanan. Untuk keluarga dengan anggaran yang terbatas, dapat menggunakan pengganti. Metode persiapan juga dimodifikasi apabila diperlukan untuk meminimalkan substansi tertentu.
Perencanaan lanjut untuk menu seminggu membantu meningkatkan nutrisi yang baik atau kepatuhan pada diet spesifik dan membantu anggota keluarga menghindari impuls makan dari makanan yang kurang nutrisinya. Perencanaan lanjut yang hati-hati membantu keluarga tetap dengan anggaran yang dialokasikan kaena pembelian makanan yang direncanakan secara umum lebih ekonomis.
2.1.5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalahkebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanaya kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan
3. Memepertahankan nutrisi melalui oral atau perenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar