Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum
Salam Ukhwah... Mari berbagi kisah

Sabtu, 24 Desember 2011

Katakan Tidak Untuk GALAU

Katakan Tidak Untuk GALAU



Akhir-akhir ini banyak…. Banget yang sering bilang sedang Galau. Ada yang galau dengan tugas akhir yang gak klar-klar, ada yang galau dengan judul skripsi, ada yang galau dengan pekerjaan, atau ada juga yang galau dengan amanah baru, bahkan ada yang galau dengan penantian. Tanpa terkecuali dengan penulis. Kalau semisal ada kalkulator yg bisa ngitung sendiri berapa jumlah orang yang bilang kata galau, mungkin tu kalkulator langsung nge-hank karena terlalu banyak .

Penasaran dengan arti galau sebenarnya itu apa, aku langsung buka kamus bahasa Indonesia, tapi ternyata nggak ada (maklumlah kamusnya mahasiswa, jadi yang kecil dan mudah dibawa kemana-mana), dan seperti kebanyakan orang juga, langsung tanya ke mbah google, ternyata menurut KBBI Galau itu ga·lau , ber·ga·lau itu sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran); ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau.

Sebenarnya, tulisan ini nggak pure membahas apa itu galau, tapi penulis akan membahas Galau yang berimplikasi dengan kesedihan. makanya, penulis jadi terinspirasi buat note supaya bisa meminimalisir Galau yang nantinya bisa berefek pada kesedihan.

Mau baca??? Yuk… pelototin terus ya…..



Kehidupan Manusia


Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa. Bukankah suatu kesulitan itu didapatkan, supaya kita sennatiasa bersyukur ketika kenudahan-kemudahan itu kita dapatkan. Bukankah kesedihan itu didapatkan, supaya kita sennatiasa ingat Allah, betapa nikmatnya kebahagian itu. Kalau hidup selalu mudah, bisnis lancar, kuliah lancar, pekerjaan sukses, tanpa ada ujian sedikitpun, perlu curiga, kenapa demikian?

Ingatlah selalu, bahwa sebenarnya, setiap perkara yang dilakukan seorang muslim adalah kebaikan, seperti yang pernah Rosul kita katakana “Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim).



Jangan Sedih, Ketika yang diinginkan tak didapat


Beberapa waktu yang lalu saya sangat merasa kecewa, karena ada hal yang saya inginkan ternyata tak saya dapati, lalu ada seseorang yang menceritakan perihal kesedihannya juga, dengan penyebab yang sama dengan apa yang saya rasakan, setelah mendengar ceritanya, kalau boleh saya nilai dengan skala 1-10, rasanya skala kesedihan bliau sudah 9 (red:lebih parah dari saya). Sambil memberi motivasi untuknya, setiap perkataan saya, benar –benar saya hujamkan untuk diri saya juga.

Saya juga pernah galau dengan pilihan yang sangat membingungkan, dan ternyata pilihan yang saya ambil tidak sesuai harapan, alhasil kesedihanlah yang di dapat.

Saudaraku yang di muliakan oleh Allah, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy dan Muslim)

Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta’ala berfirman:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.Al-Hadiid: 22-24)

Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat.” (HR. Al-Hakim)

Maka, sudah seharusnya kita senantiasa berusaha, menyelesaikan amanah kita sebagai seorang hamba, dengan beribadah kepada-Nya, dan mencari rizqi dengan halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.



Berdoalah Ketika Sedih


Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a: “Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab: “Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain).” (HR. Ahmad)



Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain.” (HR. Bukhari)



Contoh Orang-orang yang Sabar


Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.

Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub: “Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (QS.Yusuf: 84-86)

Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam: “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS.Maryam: 22-25)

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya, aamiin. So, Say No to GALAU.

Nb : Ketika Kau mendapati pilihan, maka mintalah petunjuk dari Allah, karena Dia-lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang tau mana yang baik untuk hamba-hambaNya.



Sumber : Al-qur’an dan Hadist.